Politikasik – Kritik tajam dilontarkan oleh mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau yang akrab disapa Rommy, kepada Ketua Umum PPP saat ini, Muhammad Mardiono. Dalam pernyataannya, Rommy meminta Mardiono untuk melakukan tobat nasuha setelah partai berlambang Ka’bah ini dinilai gagal membawa hasil signifikan dalam Pemilu dan kurang mampu mengamankan kursi di DPR.
Pernyataan ini sontak menjadi perhatian publik, terutama di tengah evaluasi pasca-Pemilu 2024 yang sedang dilakukan oleh banyak partai politik, termasuk PPP. Apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan? Bagaimana Rommy melihat kepemimpinan Mardiono selama ini? Berikut ulasan lengkapnya.
Rommy: PPP Harus Evaluasi Kepemimpinan
Rommy menyoroti capaian PPP yang dinilai tidak optimal di bawah kepemimpinan Mardiono. Menurutnya, hasil Pemilu 2024 tidak sesuai dengan target yang diharapkan oleh partai. Dalam berbagai kesempatan, ia menyebut bahwa PPP membutuhkan pembenahan menyeluruh, baik dalam strategi politik maupun manajemen internal, jika ingin tetap relevan di peta politik nasional.
“Ketika kita gagal mencapai target yang diharapkan, maka perlu ada evaluasi mendalam. Kepemimpinan harus mengambil tanggung jawab penuh,” ujar Rommy.
Tidak hanya itu, Rommy juga menyinggung pentingnya kerja keras kolektif dalam partai dan menyarankan agar Mardiono melakukan refleksi diri untuk memastikan PPP tetap bisa bersaing di masa depan.
Hasil Pemilu 2024: Di Mana Posisi PPP?
Pemilu 2024 menjadi salah satu momen penting bagi PPP, mengingat tantangan besar yang dihadapi partai-partai berbasis agama dalam menjaga basis pemilihnya di tengah meningkatnya persaingan politik. Namun, hasil pemilu menunjukkan bahwa PPP masih berjuang untuk mempertahankan posisinya di parlemen.
Dalam beberapa daerah, suara PPP justru merosot dibandingkan pemilu sebelumnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan partai sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesia.
Sejumlah pengamat menilai bahwa kurangnya inovasi strategi kampanye dan lemahnya konsolidasi internal menjadi salah satu faktor yang membuat PPP kesulitan bersaing dengan partai-partai lain yang lebih agresif dalam menarik perhatian pemilih muda.
Respons Muhammad Mardiono
Di tengah kritik yang dilayangkan, Muhammad Mardiono belum memberikan respons langsung terhadap pernyataan Rommy. Namun, sebelumnya, Mardiono pernah menekankan bahwa PPP tetap berkomitmen untuk menjaga eksistensinya sebagai partai yang mengedepankan nilai-nilai Islam moderat dan kebangsaan.
Dalam beberapa kesempatan, Mardiono juga menegaskan bahwa proses konsolidasi internal PPP masih berlangsung, dengan tujuan memperkuat basis partai di tingkat akar rumput.
“Kami masih terus bekerja untuk memperbaiki kinerja partai, memastikan PPP tetap relevan di tengah dinamika politik yang terus berubah,” ujar Mardiono dalam sebuah wawancara sebelumnya.
Tobat Nasuha: Kritik atau Saran?
Pernyataan Rommy tentang tobat nasuha menarik perhatian banyak pihak. Sebagian menilai bahwa ini adalah bentuk kritik tajam terhadap kepemimpinan Mardiono, sementara yang lain melihatnya sebagai saran agar PPP melakukan introspeksi dan kembali ke jalur yang lebih kuat.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan bahwa pernyataan Rommy bisa menjadi momentum bagi PPP untuk mengevaluasi strategi politik mereka secara keseluruhan.
“Pernyataan ini bukan hanya kritik personal, tetapi juga sinyal bahwa PPP perlu memperbaiki banyak aspek jika ingin tetap bertahan dan relevan di pemilu mendatang,” kata Adi.
Tantangan PPP ke Depan
PPP menghadapi beberapa tantangan besar, baik internal maupun eksternal, yang perlu segera diatasi untuk mengembalikan kekuatan partai. Berikut adalah beberapa tantangan utama:
- Konsolidasi Internal
Perpecahan atau ketidaksepakatan di tingkat internal bisa melemahkan posisi partai di mata publik. Konsolidasi yang kuat diperlukan untuk memperbaiki citra partai. - Strategi Kampanye yang Lebih Modern
Di era digital, PPP perlu lebih aktif memanfaatkan platform online dan media sosial untuk menarik perhatian pemilih, terutama generasi muda. - Relevansi Isu
PPP perlu memastikan bahwa program-program mereka relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. - Kepemimpinan yang Solid
Kepemimpinan yang tegas dan visioner menjadi kunci untuk memastikan partai tetap berada di jalur yang benar.
Apa Langkah Selanjutnya?
Pernyataan Rommy tentang tobat nasuha mungkin menimbulkan pro dan kontra, tetapi ini juga menjadi pengingat bahwa PPP memiliki tanggung jawab besar untuk memperkuat posisinya di panggung politik Indonesia. Dengan sejarah panjang sebagai partai berbasis agama yang berpengaruh, PPP harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan membangun kembali kepercayaan publik.
Masa depan PPP tidak hanya ditentukan oleh kepemimpinan saat ini, tetapi juga oleh kemampuan partai untuk memanfaatkan kritik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan.
Kesimpulan
Pernyataan Rommy yang meminta Mardiono melakukan tobat nasuha usai kegagalan PPP membawa hasil signifikan di DPR menjadi sorotan penting bagi perjalanan partai ini ke depan. Kritik ini, meski tajam, bisa menjadi pemicu evaluasi yang lebih dalam untuk memastikan PPP tetap memiliki tempat di hati rakyat.
Dengan konsolidasi yang lebih kuat, strategi modern, dan kepemimpinan yang visioner, PPP masih memiliki peluang besar untuk bangkit dan kembali menjadi kekuatan penting di kancah politik nasional.
+ There are no comments
Add yours